Enter Header Image Headline Here

Sabtu, 17 Maret 2012

Jati Diri




“A
ku pasti bisa menjalaninya” Kalimat penyemangatku tuk mengarungi peliknya kehidupan ini. Hidup penuh luka terkukung dalam suatu dilema. Aku terjerat, terjerambak penatnya kehidupan mendalam, antara hidup atau mati. Aku manusia biasa yang penuh akan penyesalan yang mendalam.
 Aku hanya manusia yang butuh akan penghidupan abadi yang penuh akan kebahgiaan. Aku prita gadis belia yatim piatu, banyak hal kulalui tanpa keluarga disampingku. Aku hidup untuk diriku dan untuk nyawaku, aku bosan hidup seperti ini.
Panasnya terik matahari yang menyengat mengingatkanku akan kerasnya hidup tanpa sosok pelindung yang menghidupi diri ini.
“Prita….” Sapa Tata
“Ada apa Ta”
“Darimana kamu Prit?”
Aku dari perpustakaan”
“O, nyari buku apa Fir?”
“Aku nyari buku tentang…,”
Belum selesai Fira menjawab, tiba-tiba terdengar suara memanggil Fira.
            “Fira….”
            “Ya ada apa?” Tanya Fira
            “ Aku boleh pinjam buku kamu apa nggak?” Tanya Willy
            “ Ya boleh, tapi buku yang mana Wiil?”
            “Itu lo. Buku catatan mata kuliah kemarin.”
            “O, yang itu, boleh-boleh”
****
Kata mistis akhir-akhir ini kerap terdengar dari mulut manis Fira, lontaran kalimat aneh syarat akan makna menggelegar pelupuk hati, mulai aku sadari saat suara-suara menghinggapinya.
 Fajar mulai betaut keperaduan, sedang bulan menyinari pelupuk hati yang gundah gulana, hampa jiwa telah menusuk relung raga. Tak mampu melesatkan hampanya jiwa.  Aku terheran heran dengan sikapmu yang selalu membuat diri ini tertancap dalam kerasnya tanah berbatu.
            “ Hai, Mel…. Em aku disni lagi refreshing, la kamu?”
            “Aku lagi jalan-jalan aja, mencari suasana baru, soalnya lagi banyak tugas.”
            “ Jangan begitu, masih ada Allah yang akan membantu kita untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, jadi berdo’alah dan semangat!”
            “O… begitu. Baiklah, makasih ya atas sarannya"
  Dalam benak Melati bertanya-tanya kenapa temanku sangat berubah drastis. Melati tidak habis fikir kalau teman sewaktu SMP bisa berubah drastis seperti itu. Tak bisa di logika bahwa perubahan tersebut membawa dapat terjadi secara kilat. Dimana temanku yang dulu. Keanehan demi kenehan disadari oleh lingkungan dimana Fira tinggal.
*****
            Hari-hari sunyi terlampau tanpa secercah mentari menyinari di nurani Fira, hanya awan mendung yang melingkupi brain and her Heart. Aku hanya seorang gadis yang menginjak kedewasaan. Ilmu pas-pasan yang menyurutkan langkah ini menuju illahi. Terkadang hati ini bergejolak dengan nikmat-nikmat duniawi.
            “Assalamualaikum.”
            “Waalaikumsalam, siapa ya?”
            “ Maaf, ini Fira. Inkanya ada bu ?”
            “Ada,  Silahkan duduk.”
            “Iya bu.”
Saat aku bertandang ke rumah Inka, aku merasa nyaman seperti ada sesuatu hinggap di surga Inka.
“Ada apa Fir, tumben kesini”
“ Iya nih ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu.”
“Apa itu?”
“ Em, Begini besok kan  hari kamis, aku ingin ngajak kamu buat ikut Istighosah, kamu mau nggak?”
“ Em… jam berapa Fir?”
“Ya, sekitar  jam 8 malam ”
“ Em, okelah kalo begitu.“
“Sip lah.  Udah ya aku pulang dulu soalnya ada acara nih.”
“Ya.”
“Wassalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
            Tanpa banyak basa basi Melati pun aku ajak untuk mengikuti acara istighosah, namun Melati heran dengan apa yang aku lakukan saat ini. Melati heran kenapa aku bisa bersikap seperti ini, padahal sebelumnya aku tidak terlalu fanatik dengan ini. Apakah ini petunjuk Allah. Semoga saja,. Aku melakukan hal seperti ini itu untuk mengikuti jejak Rasul, dengan mengikuti tindakan-tindakan yang dilakukan beliau serta perintah Tuhan semesta alam.
Aku selalu bersujud kepada-Mu, suatu ketika aku lalai menjalankan perintah-Mu. Hati ini terbuai dengan sifat-sifat duniawi. Huh, aku hanya bisa pasrah dan pasrah. semuanya akan berhasil jika Ia menghendaki-Nya, tak lupa do’a kedua orang tua kita. Apalah sebuah arti usah yang tak disertai dengan do’a, apalah arti sebuah kekayaan dan harta melimpah jika orang yang kita sayangi menjahui kita, lebih baik miskin namun kaya hati.
*******
            Tiap-tiap hasil yang kita peroleh itu berasal dari kehendak Allah SWT, seperti Nabi Muhammad SAW, beliau selalu sabar dengan cobaan bertubi–tubi, beliau terus bertawakal kepada Allah dan memunajatkan do’a kepeda-Nya. Aku ingin sekali seperti beliau yang selalu tabah dan tawakal jika diberi cobaan, memang aku hanya manusia biasa, tak sempurna, karena kesempurnaan itu milik Allah bukan makhluk ciptaan-Nya.
            Aku terhenyak, ketika teringat sebuah peristiwa tragis menghampiri temanku,  namanya Yuyun, dia kehilangan seorang panutan dalam hidupnya, ibunya di panggil Sang Khaliq. Aku ikut larut ikut merasakan, betapa pahitnya kehilangan seorang yang melahirkan kita saat kita belum bisa membuatnya bahagia, itulah mengapa akhir-akhir ini aku jadi pendiam dan lebih mensyukuri nikmat yang diberikan Sang Pencipta.
            Aku heran dengan temanku, mereka memandangku aneh, huh, apakah aku terlalu mencolok ya dengan sikap yang aku terapkan akhir-akhir ini. Entahlah, tak perlu aku pusingkan semua itu. Hal terpenting sekarang ini adalah bagaimana menata hatiku supaya dapat mengikuti jejak Rasul.
            Hatiku perlahan-lahan mulai aku jilbabi, tak lama kemudian giliran aurat kututupi. Namun tata busana yang aku kenakan ini menjadi buah bibir, tapi mereka heran dengan gaya pakaian aku ini, malah slentingan aku dengar tuduhan terhadapku sebagai aliran teroris. Huh, kupingku merah membara seakan tak kuasa menahan gunjingan-gunjingan menusuk hati tersebut. Perlu aku perjelas, bahwa aku bukan seorang teroris tapi aku adalah orang biasa, sama seperti mereka.
            Apakah gaya berbusanaku terlalu fanatik, ataukan cara bicaraku atau, entahlah, whatever dengan semua itu, aku ya aku, inilah diriku, walaupun aku telah sedikit berubah, namun, aku tetaplah aku yang dulu, aku berbusana, bertingkah laku seperti ini itu adalah untuk mengikuti syari’at agama yang aku anut, apakah salah??? Nggak akan?? Semua orang boleh, nggak cuma aku, tapi  kenapa mereka membicarakan aku?? Ya Allah…, apa yang aku bicarakan ini, astaghfirullahaladzim…. Aku tlah suudzan kepada mereka. Ampuni dosa hamba-Mu ini ya Allah…, amin.
            Kian hari aku semakin memperdalam ilmuku tentang agama, aku tak mau jadi Taklid (mengikuti ajaran tanpa mengetahui dasarnya). Rasa penasaranku membuatku terus mencari dan mencari apa  yang dapat menjawab semua pertanyaan yang ada di otak ini. Semakin banyak yang aku ketahui semakin bertambah rasa penasaranku.  Aku tahu tak semua pertanyaan ini dapat ku temukan jawabannya. Mungkin aku harus lebih bersabar mencari jawaban.
*********
            Dan suatu hari aku ,menemukan sebuah buku yang menariku untuk membacanya. Ya…, buku tentang bagaimana cara berjilbab yang baik, dan menjadi muslimah taat. Tanpa disadari hatiku mulai yakin dengan apa yang aku lakukan, hari demi hari kulai dengan senyuman manis, walau kerikil tajam melintas di depan mata.
            “Ya Allah, kuatkanlah hamba-Mu ini, jangan biarkan aku terjerumus ke lubang gelap…. Terangilah langkahku…. Dalam menggapai ridho-Mu….”
            Seuntai kata yang tak pernah aku lewatkan dalam setiap gontai langkah. Langkah-langkah penuh duri-duri yang melukainya. Namun, aku harus kuat, harus!! Apalah arti duri tajam jikalau nanti aku kan mendapatkan obatnya. Lebih baik hidup terseok-seok dan nantinyakan mendapatkan istana, daripada hidup penuh berlian akhirnya menghasilkan belatung.
            “Roda, ya seperti rodalah hidup ini”
            “Benarkah itu Fir????”
            “Ya iya dong,  coba kita lliat contoh yang ada, orang kaya akan menjadi miskin dan sebaliknya.” (sambil berdiskusi untuk mensugesti teman agar tahu realita)
“O, Begitu.”
“Iya dong, baca buku ini nih, aku tahu dari buku ini.”
“Baiklah, nanti aku pinjem di perpus.”
****
Suatu kata melekat dalam lubuk hatiku, aku bingung dengan diriku sendiri. Apakah yang aku lakukan ini benar ataukah tidak. Dari mengajak teman, sampai berbicara menasihati. 
Ya, Allah…. Mengapa aku bersikap seperti itu. Semenjak diri ini aku jilbabi, aku merasa ini bukanlah aku. Aku seperti orang lain. Sebenarnya ada apakah dengan aku Ya Allah. Tolong, beri tahu siapa Hambamu ini sebenarnya.



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Unordered List

Zawa Clocks Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2011/09/pasang-jam-mickey-mouse-di-blog.html#ixzz2HXe2rGXS

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Kaliwungu, Kendal, Indonesia
Pengalaman adalah guru terbaik

Followers


Tag Cloud

MENULIS MERUPAKAN SALAH SATU HOBI YANG TIDAK PERNAH AKU KETAHU. MENULIS PULA TELAH MELATIH DAYA INGATKU.. SO BEGITULAH PERTEMUANKU DENGAN MENULIS
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info