Enter Header Image Headline Here

Kamis, 05 Oktober 2017

Kapan Bertemu Jodoh

  Kapan? Pertanyaan yang sangat ditakuti ketika memasuki usia dewasa. Lima huruf itu sering di hindari. Apalagi jika di tambah dengan lima kata berikutnya. "Kapan Nikah?".
Sebenarnya Allah sudah menuliskan siapa jodoh kita. Kapan bertemunya. Kapan dia meminang. Kapan pula menikah.
Lalu, bagaimana dengan pertanyaan ini. "Usaha apakah yang harus di lakukan?". Berikhtiar, doa, taubatan nasuha.
Lantas bagaiaman jika hal tersebut sudah di lakukan semua.
Tunggulah kejutan dari Allah. Allah tahu apakah kita sudah siap apa belum. Allah tahu, kapan kita sanggup bertemu dengan jodoh kita. Sang pencipta alam semesta itu tahu, ada beberapa hal yang belum kamu lakukan, untuk dapat bertemu dengan jodohmu.
So.. kita tidak perlu takut dengan pertanyaan "Kapan Nikah??".
Kita hanya menunggu, berusaha, dan menyelesaikan hal yang belum terselesaikan.
Ingat Allah penuh kejutan, Allah tak pernah ingkar.
Tunggulah kejutan dari Allah.

#D21

Rabu, 09 Desember 2015

PERAN ORANG TUA DALAM LAMARAN PEKERJAAN

Peran orang tua dalam keberhasilan kerja? Benarkah? Bisa jadi benar, bisa jadi salah. Kenapa bisa begitu? pertanyaan selanjutnya muncul, dan jawabannya adalah sebagai berikut:



Terkadang kita merasa tertekan ketika kita selesai melaksanakan studi kita pasti keinginan kita adalah uintuk membuat orang tua kita bahagia. Bagaimana caranya. Tentunya dengan melamar pekerjaan. Dengan kita sudah bekerja, bisa menghasilkan uang sendiri, Peran mereka dalam lamaran pekerjaan sangat penting yaitu:

  • Orang Tua mendukung Penuh Karir Kita

Biasanya oranng tua khawatir terhadap anaknya yang bepergian jauh. Ketika melamar pekerjaan lowongan kerja kita berada di derah yang jauh misalnya di luar kota. Ketika kita meminta izin untuk melamar pekerjaan disana orang tua kita melarang kita. Dan berbicara , "jangan jauh-jauh, yang dekat saja." hal tersebut kerap dialami sobat semuanya tentunya.  Karena orang tua kita takut jika kita jauh dari mereka. Alhasil, kita harus mengalah. Bisa kok, kita nggak harus mengalah dengan orang tua kita. Caranya kita bisa menjelaskan secara perlahan-lahan, bahwa harus melakukan pekerjaan itu dan mencoba pekerjaan tersebut. Jelaskan pula bahwa kita tidak ingin kita menjadi beban mereka. 

  • Doa Orang Tua
Jika mereka mendukung \, pastinya Doa restu mereka akan menyertai perjalanan karir kita. Pernah disuatu pekerjaan seseorang (S) ditanya oleh calon Bosnya (B) dalam sesi wawancara. Pertanyaannya, 
B: "Apakah Ayah saudara tahu bahwa saudara akan bekerja disini?"
S : "Belum Pak,"
B: "Apakah Ibu saudara tahu bahwa saudara akan bekerja disini?"
S: "Belum juga, Pak"
B: "Bagaimana mungkin saudara tidak meminta izin kepada mereka?"
S: "Maaf Pak, saya belum membertahu mereka."
B: "Baiklah, besok ketika kamu sudah bekerja disisni, dan akan berangkat kamu berpamitan dulu kepada orang tuamu ya?"


Lalu bagaimana dengan kamu, sudahkah kamu mengerti tentang peran Orang Tua kita?

Sampai jumpa di tulisan berikutnya ya..

Salam
Kiky Kikok


Jumat, 23 Oktober 2015

Terkenal Itu....

Aku seseorang yang mudah dikenal. Dimana pun aku, pastiu ada saja yang menegenaliku. Padalah aku bukan seorang Juju (Julia Perez), aku hanyalah seorang anak laki-laki pengangguran yang hobby bersosialisasi dengan banyak orang. Ibuku hanya seorang pedangang makanan, yang setiap pagi berpacaran dengan kompor, wajan dan minyak.
"Kamu anaknya Pak Tatam ya?" panggil seorang tukang becak.
"Iya, Pak. " aku hanya menjawab sekadarnya.

Itu baru tukang becak yang memanggil, biasanya di sepanjang jalan aku kerap di panggil oleh, tukang ojek, tukang sapu, tukang sampah, tukang bangunan, sampai tukang bohong pun kerap memanggilku. Antara sedih dan gembira semua orang mengenal Bapakku. Satu pertanyaan yang membuat aku heran, Kenapa bapakku masih saja menikmati hidup dengan KTP(Kartu Tanda Pengangguran)-nya. Sempat aku bertanya kepada Bapakku kenapa beliau tidak bekerja? lalu beliau menjawabnya dengan santainya, tidak nak, Bapak sudah tua, (sambil merokok).

Senin, 20 April 2015

Pelarian Shonoko



By: Kiky Kikok
“Hai… tunggu!” teriakku.
Teriakannku tak menghentikan langkahnya. Mengejar Shonoko yang berlari tanpa aku ketahui penyebabnya. Bak tertepa angin berkekuatan 250 km/jam Shonoko hilang tanpa bayangan. Aku  terengah-engah hingga oksigen hampir saja enggan mendatangi paru-paruku.
            Lalu, aku palingkan pandanganku. Pikiranku menimbun banyak pertanyaan. Ada apa disana? Adakah Hantu? Ah, mana mungkin, siang bolong seperti ini mana ada Hantu atau tetangga-tetangganya. Kalau bukan mereka lantas siapa? Manusia? Ah tidak mungkin. Mana ada manusia yang nunjukin batang hidungnya di tempat ini. Hutan Sashimi.
            Hutan Sashimi. Salah satu hutan terlarang. Kata ibuku, tempat ini menyimpan sejuta Misteri. Berarti masih sedikit dibandingkan yang ada di pantai Selatan, berkisar se-Milyar misteri.  Shonoko, ya Shonoko. Aku harus bertemu dengannya. Kutelusuri hutan larangan ini, demi Shonoko.
<3
            Aku terus berjalan menyusuri rerimbunan pohon di hutan ini. tak terasa cahaya semakin meredup. Mentari mulai beristirahat untuk esok. Tapi sayang, bulan enggan datang untuk menerangiku malam ini.
“Woi, ku bunuh kau ?!”
Teriakan itu , memekakan telingaku. Firasatku, lokasi teriakan itu tidak jauh dari tempatku berdiri. Lagi, aku bertanya. Siapakah gerangan yang berteriak itu? Rasa-rasanya gerakan langkah kaki ini seperti ada yang mengikuti. Apakah ini ada hubungannya dengan Shonoko? Hah? Kenapa aku memikirkan Shonoko? Ada apa ini. Sudahlah aku, harus mencari markasku yang telah dihilangkan oleh Patroli malam.
            “Hei, Kamu!” teriakan laki-laki
            Sepertinya kali ini, ada yang membuntutiku. Aku harus segera bersembunyi di balik tenda daun kelapa.
            “Hei… siapa itu?!” teriak sang jendral
Gerakanku yang secepat gelombang cahaya. Membuat mereka kehilangan jejakku. Mereka telah melewati tenda tempat tinggalku. Aku pun menertawakannya. Hahahahaha.
Keluarlah aku dari sarang burungku. Dan kulanjutkan perjalananku keluar dari Hutan ini.
<3
“Dasar, prajurit bodoh! Mencari cecunguk itu saja tidak sanggup.” Teriakan Jendral.
Para prajurit hanya terdiam. Tak mampu berucap. Mereka tak mampu melawan pimpinan mereka. Apa mau mereka jadi santapan lezat sang Jendral. Itu tidak mungkin mereka lakukan.
“Baiklah, kalian kali ini saya ampuni. Tapi hari ini kalian harus mendapatkan buronan kita. Jangan lupa, dan harus tetap diingat itu adalah santapanku, jadi kalian harus mendapatkannya.” Kata Jendral dengan tegas.
“Baik Jendral!” jawab prajurit serempat.
“Oke, kita lanjutkan perburuan kita.”
<3
            Tinggalkan sang Jendral dan para prajuritnya. Masih di hutan sashimi. Aku tak dapat keluar dari hutan ini. Arah jarus kompaspun menipuku. Seolah aku berada di dunia sihir.  Aku mulai gelisah, persediaan makananku mulai menipis. Tidak ada warung, apalagi supermarket. Bagaimana aku bisa membeli makanan?
            “Tenang, untung saja masih ada tumbuhan milik Tuhan.” Batinku.
            Tiba-tiba saja suara gemuruh mulai terdengar. Semakin jelas. Dan mendekatiku. Kuberanikan diri untuk mengintip dibalik semak-semak hutan. Lagi, kulihat Shonoko berlari begitu kencang.  Dia berlari tanpa tujuan, seraya berteriak meminta tolong.
            Ingin rasanya aku menolongnya. Apa ada keberanianku hilang. Aku hanya berani membantunya lewat doa.  Kulihat lagi, prajurit dan Jendral berlari kea rah yang sama. Persis dengan arah larinya Shonoko.
            Terlalu sering aku bertanya. Hingga otak ini lelah menampung ribuan eh, banyak pertanyaan ketika melihat Shonoko, Jendral beserta anak buahnya. Jika otakku mampu bicara. Pasti ia akan mengatakan, stop bertanya lagi. Dia akan marah dan keluar dari tempurung otakku. Tapi nggak mungkin akan terjadi.
            Kali ini, aku harus bisa keluar dari hutan Shasimi. Bodohnya aku tidak percaya apa kata ibundaku. Dan Shonokopun ikut andil dalam kekecewaanku. Andai saja, ia tidak aku suruh untuk menemuiku. Pastilah ia tidak dikejar oleh  Jendral bodoh itu.
            Shonoko, teman kecilku. Teman yang selalu menemaniku. Aku juga menyesal, ketika ia juga melarangku untuk pergi ke hutan termahal ini. ups, terlarang maksudnya. Aku baru menyadari bahwa di hutan ini benar- benar mencekam. Niatnya menghindari omelan pacar shonoko. Tapi ternyata malah masuk mulut beruang. Kalau ada uangnya sih enak, nah ini hanya bau bangkai.
            Ah, tapi ya sudahlah, sudah terlanjur….
<3
            Aku hampir saja tiba  di ujung dan akan keluar.
            “Tunggu!” tangan seseorang memegang pundakku.
            Kupalingkan wajahku ke sumber suara, dan tangannku menggenggap tangan lembutnya. Hampir saja aku tidak mengenali sosok ini. Cantik,  dan tak aku sangka ia akan menemuiku. 
            “Ibu….” Kudekap wanita itu dengan hangat.
            “Iya, Nak…, mana Shonoko?”
            Aku hanya terdiam dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Karen rasa bersalahku pada  Shonoko.
            “Dimana Nak?”
            “E… anu Bu, Nata hanya ketemu Shonoko yang berlari,”
            “Kenapa? Kenapa ia berlari Nata?” tanya ibuku heran.
            “Aku tidak tahu, ibu. Yang aku tahu dia di kejar Jendral?”
“Apa??”
“Iya ibu.”
<3
            Pertemuanku dengan ibuku, menambah rasa bersalahku kepada Shonoko. Aku semakin khawatir dengan keadaan Shonoko disana. Karena aku sudah kembali ke peraduanku. Tapi bagaimana dengan Shonoko? Aku hanya bisa berdo’a, memohon Tuhan untuk menjaga Shonoko.
            Aku harus menemukan Shonoko. Apapun yang akan terjadi, aku harus mencari Shonoko. Ya, harus.  Aku harus mencari Shonoko. Kulangkahkan kembali ke hutan Shashimi. Rasa penasaranku terhadap sang Jendral kembali muncul.
“Hai, tertangkap kau!!”
Dorrrrrrrrrrr!!!

Selasa, 18 Februari 2014

Curahan hati Ratih



Harus aku mulai darimana untuk menebus semua kesalahan yang pernah aku  lakukan. Entah , mengapa bisa terjadi kesalahan itu.
“Ratih, kenapa pulang selarut ini?”
“Maaf, aku baru saja selesai dari mengerjakan tugas di kampus.”
“Alasan saja kamu itu, ”
“Baiklah, jika ibu tidak percaya.”
“oke, kali ini ibu percaya padamu.”

Selasa, 31 Desember 2013

Runtuh

tak habis pikir, memndam sesuatu itu malah menyianyiakan apa yang dinantikan. kecuali ia benar-benar tahan di dalam. walau sesekali pernah aku tengok dia baik-baik saja. Memendam sesuatu itu, mungkin kelebihan yang aku miliki. Tapi kelemahanku adalah... mewek dikala yang dipendam telah membusuk. hiagh... apa yang harus aku lakukan? satu yang belum aku kethui, dan belum aku periksa, benarkah itu semua? jika benar maka runtuhlah semua  yang jadi pengharapanku, semuanya memang kehendak Ilahi, Kamu, aku, Kita

PERJANJIAN

Ah, aku belum pernah melanggar suatu perjanjian dengan orang penting seperti Beliau. TApi, kenapa kemarin aku melakukannya? Ah, apa yang kau lakukan? aku hanya bisa memarahi diriku sendiri. hingga larut aku tak mampu memejamkan mata. aku hanya berkedip, namun, tak benar-benar kelopak mataku terkatup.


masih ada map merah yang belum mendapatkan tanda tangan beliau, ah, Bagaimana nasibku ini? aku masih merasa bersalah, tapi aku kemarin tak mampu memilih, karena keduanya juga begitu berharga bagiku. PErjanjian yang tak seharusnya aku iyakan,

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Unordered List

Zawa Clocks Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2011/09/pasang-jam-mickey-mouse-di-blog.html#ixzz2HXe2rGXS

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Kaliwungu, Kendal, Indonesia
Pengalaman adalah guru terbaik

Followers


Tag Cloud

MENULIS MERUPAKAN SALAH SATU HOBI YANG TIDAK PERNAH AKU KETAHU. MENULIS PULA TELAH MELATIH DAYA INGATKU.. SO BEGITULAH PERTEMUANKU DENGAN MENULIS
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info