Enter Header Image Headline Here

Senin, 20 April 2015

Pelarian Shonoko



By: Kiky Kikok
“Hai… tunggu!” teriakku.
Teriakannku tak menghentikan langkahnya. Mengejar Shonoko yang berlari tanpa aku ketahui penyebabnya. Bak tertepa angin berkekuatan 250 km/jam Shonoko hilang tanpa bayangan. Aku  terengah-engah hingga oksigen hampir saja enggan mendatangi paru-paruku.
            Lalu, aku palingkan pandanganku. Pikiranku menimbun banyak pertanyaan. Ada apa disana? Adakah Hantu? Ah, mana mungkin, siang bolong seperti ini mana ada Hantu atau tetangga-tetangganya. Kalau bukan mereka lantas siapa? Manusia? Ah tidak mungkin. Mana ada manusia yang nunjukin batang hidungnya di tempat ini. Hutan Sashimi.
            Hutan Sashimi. Salah satu hutan terlarang. Kata ibuku, tempat ini menyimpan sejuta Misteri. Berarti masih sedikit dibandingkan yang ada di pantai Selatan, berkisar se-Milyar misteri.  Shonoko, ya Shonoko. Aku harus bertemu dengannya. Kutelusuri hutan larangan ini, demi Shonoko.
<3
            Aku terus berjalan menyusuri rerimbunan pohon di hutan ini. tak terasa cahaya semakin meredup. Mentari mulai beristirahat untuk esok. Tapi sayang, bulan enggan datang untuk menerangiku malam ini.
“Woi, ku bunuh kau ?!”
Teriakan itu , memekakan telingaku. Firasatku, lokasi teriakan itu tidak jauh dari tempatku berdiri. Lagi, aku bertanya. Siapakah gerangan yang berteriak itu? Rasa-rasanya gerakan langkah kaki ini seperti ada yang mengikuti. Apakah ini ada hubungannya dengan Shonoko? Hah? Kenapa aku memikirkan Shonoko? Ada apa ini. Sudahlah aku, harus mencari markasku yang telah dihilangkan oleh Patroli malam.
            “Hei, Kamu!” teriakan laki-laki
            Sepertinya kali ini, ada yang membuntutiku. Aku harus segera bersembunyi di balik tenda daun kelapa.
            “Hei… siapa itu?!” teriak sang jendral
Gerakanku yang secepat gelombang cahaya. Membuat mereka kehilangan jejakku. Mereka telah melewati tenda tempat tinggalku. Aku pun menertawakannya. Hahahahaha.
Keluarlah aku dari sarang burungku. Dan kulanjutkan perjalananku keluar dari Hutan ini.
<3
“Dasar, prajurit bodoh! Mencari cecunguk itu saja tidak sanggup.” Teriakan Jendral.
Para prajurit hanya terdiam. Tak mampu berucap. Mereka tak mampu melawan pimpinan mereka. Apa mau mereka jadi santapan lezat sang Jendral. Itu tidak mungkin mereka lakukan.
“Baiklah, kalian kali ini saya ampuni. Tapi hari ini kalian harus mendapatkan buronan kita. Jangan lupa, dan harus tetap diingat itu adalah santapanku, jadi kalian harus mendapatkannya.” Kata Jendral dengan tegas.
“Baik Jendral!” jawab prajurit serempat.
“Oke, kita lanjutkan perburuan kita.”
<3
            Tinggalkan sang Jendral dan para prajuritnya. Masih di hutan sashimi. Aku tak dapat keluar dari hutan ini. Arah jarus kompaspun menipuku. Seolah aku berada di dunia sihir.  Aku mulai gelisah, persediaan makananku mulai menipis. Tidak ada warung, apalagi supermarket. Bagaimana aku bisa membeli makanan?
            “Tenang, untung saja masih ada tumbuhan milik Tuhan.” Batinku.
            Tiba-tiba saja suara gemuruh mulai terdengar. Semakin jelas. Dan mendekatiku. Kuberanikan diri untuk mengintip dibalik semak-semak hutan. Lagi, kulihat Shonoko berlari begitu kencang.  Dia berlari tanpa tujuan, seraya berteriak meminta tolong.
            Ingin rasanya aku menolongnya. Apa ada keberanianku hilang. Aku hanya berani membantunya lewat doa.  Kulihat lagi, prajurit dan Jendral berlari kea rah yang sama. Persis dengan arah larinya Shonoko.
            Terlalu sering aku bertanya. Hingga otak ini lelah menampung ribuan eh, banyak pertanyaan ketika melihat Shonoko, Jendral beserta anak buahnya. Jika otakku mampu bicara. Pasti ia akan mengatakan, stop bertanya lagi. Dia akan marah dan keluar dari tempurung otakku. Tapi nggak mungkin akan terjadi.
            Kali ini, aku harus bisa keluar dari hutan Shasimi. Bodohnya aku tidak percaya apa kata ibundaku. Dan Shonokopun ikut andil dalam kekecewaanku. Andai saja, ia tidak aku suruh untuk menemuiku. Pastilah ia tidak dikejar oleh  Jendral bodoh itu.
            Shonoko, teman kecilku. Teman yang selalu menemaniku. Aku juga menyesal, ketika ia juga melarangku untuk pergi ke hutan termahal ini. ups, terlarang maksudnya. Aku baru menyadari bahwa di hutan ini benar- benar mencekam. Niatnya menghindari omelan pacar shonoko. Tapi ternyata malah masuk mulut beruang. Kalau ada uangnya sih enak, nah ini hanya bau bangkai.
            Ah, tapi ya sudahlah, sudah terlanjur….
<3
            Aku hampir saja tiba  di ujung dan akan keluar.
            “Tunggu!” tangan seseorang memegang pundakku.
            Kupalingkan wajahku ke sumber suara, dan tangannku menggenggap tangan lembutnya. Hampir saja aku tidak mengenali sosok ini. Cantik,  dan tak aku sangka ia akan menemuiku. 
            “Ibu….” Kudekap wanita itu dengan hangat.
            “Iya, Nak…, mana Shonoko?”
            Aku hanya terdiam dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Karen rasa bersalahku pada  Shonoko.
            “Dimana Nak?”
            “E… anu Bu, Nata hanya ketemu Shonoko yang berlari,”
            “Kenapa? Kenapa ia berlari Nata?” tanya ibuku heran.
            “Aku tidak tahu, ibu. Yang aku tahu dia di kejar Jendral?”
“Apa??”
“Iya ibu.”
<3
            Pertemuanku dengan ibuku, menambah rasa bersalahku kepada Shonoko. Aku semakin khawatir dengan keadaan Shonoko disana. Karena aku sudah kembali ke peraduanku. Tapi bagaimana dengan Shonoko? Aku hanya bisa berdo’a, memohon Tuhan untuk menjaga Shonoko.
            Aku harus menemukan Shonoko. Apapun yang akan terjadi, aku harus mencari Shonoko. Ya, harus.  Aku harus mencari Shonoko. Kulangkahkan kembali ke hutan Shashimi. Rasa penasaranku terhadap sang Jendral kembali muncul.
“Hai, tertangkap kau!!”
Dorrrrrrrrrrr!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Unordered List

Zawa Clocks Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2011/09/pasang-jam-mickey-mouse-di-blog.html#ixzz2HXe2rGXS

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Kaliwungu, Kendal, Indonesia
Pengalaman adalah guru terbaik

Followers


Tag Cloud

MENULIS MERUPAKAN SALAH SATU HOBI YANG TIDAK PERNAH AKU KETAHU. MENULIS PULA TELAH MELATIH DAYA INGATKU.. SO BEGITULAH PERTEMUANKU DENGAN MENULIS
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info