Nikmat Nge(jomblo)
Siapa
bilang jomblo itu nggak enak? Toh nyatanya gue biasa-biasa aja. Malahan jomblo
itu, enak banget bagi gue. Nggak ada
lagi teriakan…
“Say, nanti jangan kemana-mana ya, aku khawatir sama kamu.”
Maupun
“Say, Lo terlalu protective, Gue benci sama Lo!”
Dan habis itu mewek, dan glesotan di lantai. Ah, itu nggak
banget bagi gue Andeng. Andeng Lumut
nama gue. Walaupun setidaknya gue
pernah mengenal cewek. Jomblo itu enak
banget bisa jalan-jalan ke mana pun tanpa ada sesuatu yan menjadi ekor.
Anehnya, gue bingung dengan kawanku . Dia selalu bilang sama
gue kalau jomblo itu menyiksa banget. “Deng, Lo tau nggak ? Gue baru diputusun
nih sama Tria.. tega banget dia mutusun gue.”
“Ya Sudah Lan, Lo cari aja yang baru. ”
“Lah, Ntar Lo nggak ada temennya jomblo?”
“Yaelah, Nggak papa kali, gue nikmat kok jadi jomblo, ”
“Lo kan udah dua tahun Jomblo.”
“Lalu kenapa? Gue mau mecahin rekor.”
“Ape Lo bilang, mecahin kaca Lo sering… hahaha.”
“Sirik Lo.”
“Gue nggak sirik tapi kasihan liat lo yang jomblo melulu.”
Gue hanya bisa geleng kepala. Dia nggak tahu apa yang
sebenarnya gue rasakan. Gue jomblo bukan karena nggak mau dekat dan menjalin
hubungan dengan yang lain. Enena cewek lain. Di kamus Andeng sudah tertulis
jelas jika Andeng pantang selingkuh,
nyakitin hati cewek, harus setia, dan taat beragama. Itu salah satu sebab
mengapa gue memilih jomblo.
Selain itu, aku sudah naksir dengan salah satu cewek. Dia benar-benar
aku idamkan. Mukanya begitu manis, menyejukan. Apalai suaranya.. bak angin sepoi
yang menidurkan. Satu hal yang nggak diketahui teman gue, aku jatuh cinta pada
temanku. Ya, dia mengikuti kegiatan yang memiliki dasar sama tetapi berbeda organisasi.
Semuanya tidak ada yang tahu, kecuali aku, tanteku, dan Tuhan.
Eh, itu ada yang tahu ya. Hehehe. Benar.. hanya itu. Hanya mereka yang tahu. Sayangnya,
sampai saat ini aku aku belum tahu, apakah dia mencintaiku juga atau tidak. Hanya
berharap lewat pesan singkat dan memberikan informasi padanya.