KISAH TONO DAN TINI
Tini gelisah.
Sebentar-sebentar ke dapur, lalu balik lagi ke kamarnya, duduk di depan
laptopnya yang sering mati sendiri kalau kelamaan menyala. Sebelum pergi ke
tempat arisan, ibu berpesan padanya untuk memasak sayur asem. Tapi baru saja
sayuran itu dipotong-potong, kepalanya dipenuhi oleh ide-ide cerita. Dia harus segera menuangkan ide itu sebelum lenyap.
Tapi....
Bip, bip.... sms
dari ibunya muncul lagi. "Tin, udah dimasak sayurnya? Sebentar lagi
bapakmu pulang dan pasti mau makan." Jadilah Tini bolak-bolak ke dapur dan
kamar.
Lagi sibuk bolak-balik antara kompor dan laptop,
Tono pacarnya meneleponnya.
"Darling, jalan-jalan, yuukkk?"
Tini meradang. "Apaaa? Kamu gak lihat aku
masak sambil ngetik?"
Tono bingung
mendapat dampratan tiba-tiba dari Tini. Tapi setelah mendengar keluhan Tini,
Tono pun berusaha menghibur.
"Wah, kamu hebat ya. Masak sambil ngetik.
Gak sekalian sambil mandiin adikmu dan betulin genteng? Hehe. Tenang, Darling.
Aku ke sana bantuin kamu ya. Aku kan jago masak. Kamu terusin aja
ngetiknya."
Namun, tunggu
ditunggu, Tono gak muncul juga. Tini kesal luar biasa. Dia kirim sms ke nomor
Tono bertubi-tubi. "Kartonooooo, lo di mana? Katanya mau bantuiiiinn?
Pasti lo lagi main karet gelang sama cewek-cewek tetanggamu itu kan?
Kartonooooooooooooo...."
Hush, bukan
masalah perempuan tetanggaku itu. Tapi aku lagi main gundu sama laki-laki
dan perempuan amboy itu. Jawab kartono lewat pesan singkatnya. Tapi tidak
semudah itu Kartini percaya kepada kartono. Kemudian Kartini mulai membanting
Hape bututnya. Lampiasan kegeramannya
pada Kartono.
Bip.. bip…. Bunyi
itu Tini abaikan. Karena kekesalan pada Kartono. Padahal itu sms dari ibunya
yang menyuruhnya untuk membuat sambel, karena sambel di warung ibunya
habis. Dan pelanggan ibunya meminta.
Tetap saja Tini
mengabaikannya. Tapi bunyi kali ini, membuat Tini penasaran, apa yang akan
dikatakan Kartono. Aih, bukan dari kartono malah dari Ketua Emansipasi
sekolahnya. Maklum Kartini menjadi salah satu pegiatnya. Dan disinilah Kartini
dekat dengan Kartono.
Kekecewaan Tini
bertambah, karena pesan yang kedua ternyata ibunya. Sampai dua jam dan selesai membuat pesanan ibunya,
Kartono belum sms padanya. Kartini semakin geram.
“Kartonooooooo, kamu nggak ngabarin aku!!!” marah Tini pada diri sendiri, sambil makan sambel rujak. Dunia ini tuh, sepi, kalau nggak ada kamuu, Tonooo…”
“Kartonooooooo, kamu nggak ngabarin aku!!!” marah Tini pada diri sendiri, sambil makan sambel rujak. Dunia ini tuh, sepi, kalau nggak ada kamuu, Tonooo…”
***
Semenjak jejak
Kartono tidak ditemukan lagi oleh Kartini. Ia kebingungan, mencari belahan
jiwanya. Tak satupun sms dari Kartono muncul ke layar handphone-nya.
Jangankan sms, raganya pun sudah jarang dan lenyap bak tenggelam dalam lautan
manusia di bumi.
Tanpa
ragu Kartini mneulis surat. Tini menyakini bahwa Kartono akan menerima
suratnya.
Dear
Kartono
Sayangku
kartono, aku begitu rindu denganmu. Kerinduanku bertambah, ketika engkau
memnghilang dari pandangan mataku. Aku mencarimu di ruang Emansipasi.
Tapi engkau tidak ada. Setiap aku mengirimkan sms, mengapa engkau tidak
membalasnya. Maafkan aku sayang, aku terlalu cemburu denganmu. Kemarin, aku
telah mengabaikan pesan singkatmu. Maafkan aku Tono. Balas pesanku ini. Aku
rindu dengan suara dan menggelayut manja di bahumu.
Tono,
aku mencarimu, terus mencarimu. Kamu dimana? Aku ingin bertemu denganmu.
Kabario aku ya sayangku. Karena aku tidak bisa jauh darimu.
Dari
yang terkasih
Kartini
Kali
ini, Kartini harus menunggu lama. Menerima balasan surat atau pesan singkat dari Kartono. Kartono, yang
waktu itu ingin membantu Kartini
memasak, tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Bip.. bip.. sms dari Kartono. Kartini melompat
kegirangan hingga kejedot atap kamarnya.
“Aduh.., tapi aku senang, akhirnya kartono sms
aku.. Horeee….”
Kartono mengatakan,
kehilangannya bukan tanpa alasan. Mengapa Kartini sms tidak dibalsnya. Karena
ia sibuk dengan tugasnya. Lagi Kartini tidak percaya jika kartono sibuk
mengerjakan tugas. Kejengkelannya bertambah lagi. KKartono tidak membelas
sms-nya, lagi.
Dua hari, baru pesan
singkat Kartini yang menanyakan keberadaan Kartono, ia terima. Belahan jiwanya
menjawab, bahwa ia sedang berada di luar negeri. Kartini mencoba menggoda,
“Kamu jadi TKI ya?” goda Tini. Tapi kali ini ia tidak usah menunggu lama.
Kartono pun langsung menjawab dan menggoda, “Em, kasih tau nggak ya? mau tau
banget apa mau tau aja?”goda Tono kemballi.
“Tonoooo,”teriak Tini
lewat smsnya.
“Ah, Kamu… Aku ada… di…
rahasia dong….”
“Tono, beri tau aku
dong…, please.” Mohon kartini.
Sms Tini tidak dibalas
lagi dengan Kartono. “Ih, Kartono, kanapa kamu tidak membalas sms aku
lagi.”Gerutu Tini.
Kekesalan Kartini pad
Kartono, ia lampiaskan juga pada ibunya. Kartini tidak mau membantu memasak
lagi. Walaupun ibunya, telah memegang sapu di depan kamarnya.
Bip… bip…. “Aku di
Australia, nggak jadi TKi tapi aku
sedang pertukaran pelajar TIni sayang..”
Padahal waktu itu, Tono ada di depan kamar
Tini. Kelewat kegirangannya Tini membuka pintu. Dan “Surprise….”. Tini kaget
dan langsung memeluk ibunya dan terutama
Tono, untuk melampiaskan kerinduannya. “Ini, untukmu sayang….” Kecup Tono.
0 komentar:
Posting Komentar